Selasa, 08 Januari 2013

Pooh Dan Teman-teman


Musim dingin sudah hampir tiba. Pooh ingin sekali membangun rumah untuk melewati musim dinginnya. Lalu ia pergi mencari tempat yang cocok untuk rumahnya. Pooh itu berjalan sampai akhirnya tiba di sebuah pohon yang berangan besar. Di bawah pohon itu banyak buah-buahannya. Pooh berkata “Aku akan membangun rumah disini saja. Jika buah-buahannya tertiup angin pasti berjatuhan di depan rumahku. Tidak usah bersusah payah mencari makanan lagi. Pasti musim dingin ini aku lewati dengan nyaman dan tenteram”.
Sambil bernyanyi-nyanyi gembira, Pooh itu mengeluarkan alat-alat kerjanya untuk membangun rumahnya. Lalu ia mulai bekerja dengan giat. Lama-kelamaan beruang itu merasa haus. Pooh berkata “Rumah ku sudah hampir selesai. Sekarang saatnya aku istirahat dulu”. Lalu dia pergi mencari minum.
Akan tetapi, walau sudah jauh berjalan, ia tidak menemukan air di sekitar tempat itu. Lalu Pooh itu panik dan berkata “Gawat! Aku tidak bisa membangun rumah disini. Aku harus mencari tempat yang dekat dengan mata air”.
Setelah itu Beruang pergi mencari tempat yang lain. Akhirnya ia memindahkan rumahnya yang hampir jadi itu ke tepi sungai.
Paginya, Pooh meneruskan pekerjaannya. Ketika hari beranjak siang, ia mulai merasa lapar. Lalu Pooh mencari makan. Namun ia tidak menemukan makanan apa pun. Ketika angin bertiup kencang ia merasakan kedinginan. Pooh berkata “Di sini terlalu dingin dan tidak ada persediaan makanan sama sekali. Kalau aku tetap tinggal di sini aku bisa mati kedinginan dan kelaparan”.
Akhirnya Pooh itu tidak jadi membangun rumahnya di tepi sungai. Lalu ia pergi mencari tempat yang baru lagi.
Begitulah, Pooh  pindah kesana-kemari untuk membangun rumahnya. Hingga musim dingin tiba, rumahnya belum selesai dibangun juga. Ia sangat menyesal dan memutuskan kembali ke bawah pohon yang dijumpai pertama tadi.
Waktu tiba di sana, ia melihat Piglet membangun rumah di sana. Piglet sedang menggali lubang untuk tempat ia menanam wortel. Kemudian Pooh segera pergi kembali ke tepi sungai. Namun di sana udah ada Tiger yang membangun tembok yang besar kokoh dan berwarna untuk rumahnya. Dengan menyesal Pooh berkata “kenapa aku tidak memilih salah satu tempat itu untuk ku jadikan rumah?”.
Kemudian Pooh berjalan dan tidak mempunyai arah tujuan. Lalu ia bertemu dengan kerbab. Kerbab adalah salah satu sahabatnya yang sudah lama terpisah karena Kerbab sedang melakukan aktivitas dan di musim semi ini Kerbab kembali ke tempat tinggalnya. Kerbab berkata “Pooh, kenapa kamu berjalan dengan muka yang bingung dan lesu seperti itu?. Lalu Pooh menjawab “Musim dingin sebentar lagi tiba, aku belum mempunyai rumah dan persediaan makanan”. Kerbab berkata “Tidak usah bingung sobat kan ada aku, kamu bisa tinggal bersama ku dan kita bisa mencari persediaan makanan bersama untuk musim semi”. Mendengar ajakan kerbab, Pooh sangat senang sekali dan ia mengucapkan terima kasih kepada Kerbab.
Esok paginya, Pooh dan Kerbab pergi mencari makanan untuk persediaan di musim semi. Perlahan-lahan makanan sudah terkumpul banyak. Lalu Kerbab menaruhnya di kantong yang besar. Setelah selesai mengumpulkan makanannya, Kerbab mengajak Pooh untuk berkunjung ke rumah temannya.
Tak disangka ternyata rumah teman Kerbab itu adalah Piglet dan Tiger yang rumahnya adalah tempat yang dulu yang mau dibuat rumah Pooh. Lalu Pooh dan teman-teman Kerbab saling berkenalan. Setelah mereka sudah saling kenal Pooh bercerita tentang rumahnya yang tidak jadi dibangun itu dan mereka saling tertawa dan bercanda bersama.
Ketika musim semi tiba Pooh, Piglet, Tiger dan Kerbab saling berkumpul dan hampir menghabiskan waktunya bersama. Saling bercerita, memahami satu sama lain hingga mereka menjadi sahabat.
Kegiatan sehari-harinya di musim semi, mereka melakukan aktivitas yang membuahkan karya atau hasil, misalnya tempat duduk yang terbuat dari pohon. Mereka juga saling berbagi makanan. Sehingga mereka tidak kehabisan persediaan makanan hingga akhir musim semi.
Waktu terus berjalan hingga tidak disadari mereka sudah menjadi sahabat yang sangat erat. Apa-apa yang dilakukan selalu berempat. Mereka adalah sahabat yang tidak bisa terpisahkan oleh apapun dan selalu saling berbagi layaknya seperti keluarga sendiri.
                                                                                                                        Riyandika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar