Musim dingin sudah hampir
tiba. Pooh ingin sekali membangun rumah untuk melewati musim dinginnya. Lalu ia
pergi mencari tempat yang cocok untuk rumahnya. Pooh itu berjalan sampai
akhirnya tiba di sebuah pohon yang berangan besar. Di bawah pohon itu banyak
buah-buahannya. Pooh berkata “Aku akan membangun rumah disini saja. Jika
buah-buahannya tertiup angin pasti berjatuhan di depan rumahku. Tidak usah
bersusah payah mencari makanan lagi. Pasti musim dingin ini aku lewati dengan
nyaman dan tenteram”.
Sambil bernyanyi-nyanyi
gembira, Pooh itu mengeluarkan alat-alat kerjanya untuk membangun rumahnya.
Lalu ia mulai bekerja dengan giat. Lama-kelamaan beruang itu merasa haus. Pooh
berkata “Rumah ku sudah hampir selesai. Sekarang saatnya aku istirahat dulu”.
Lalu dia pergi mencari minum.
Akan tetapi, walau sudah
jauh berjalan, ia tidak menemukan air di sekitar tempat itu. Lalu Pooh itu
panik dan berkata “Gawat! Aku tidak bisa membangun rumah disini. Aku harus
mencari tempat yang dekat dengan mata air”.
Setelah itu Beruang pergi
mencari tempat yang lain. Akhirnya ia memindahkan rumahnya yang hampir jadi itu
ke tepi sungai.
Paginya, Pooh meneruskan
pekerjaannya. Ketika hari beranjak siang, ia mulai merasa lapar. Lalu Pooh
mencari makan. Namun ia tidak menemukan makanan apa pun. Ketika angin bertiup
kencang ia merasakan kedinginan. Pooh berkata “Di sini terlalu dingin dan tidak
ada persediaan makanan sama sekali. Kalau aku tetap tinggal di sini aku bisa
mati kedinginan dan kelaparan”.
Akhirnya Pooh itu tidak jadi
membangun rumahnya di tepi sungai. Lalu ia pergi mencari tempat yang baru lagi.
Begitulah, Pooh pindah kesana-kemari untuk membangun rumahnya.
Hingga musim dingin tiba, rumahnya belum selesai dibangun juga. Ia sangat
menyesal dan memutuskan kembali ke bawah pohon yang dijumpai pertama tadi.
Waktu tiba di sana, ia
melihat Piglet membangun rumah di sana. Piglet sedang menggali lubang untuk
tempat ia menanam wortel. Kemudian Pooh segera pergi kembali ke tepi sungai.
Namun di sana udah ada Tiger yang membangun tembok yang besar kokoh dan
berwarna untuk rumahnya. Dengan menyesal Pooh berkata “kenapa aku tidak memilih
salah satu tempat itu untuk ku jadikan rumah?”.
Kemudian Pooh berjalan dan
tidak mempunyai arah tujuan. Lalu ia bertemu dengan kerbab. Kerbab adalah salah
satu sahabatnya yang sudah lama terpisah karena Kerbab sedang melakukan
aktivitas dan di musim semi ini Kerbab kembali ke tempat tinggalnya. Kerbab
berkata “Pooh, kenapa kamu berjalan dengan muka yang bingung dan lesu seperti
itu?. Lalu Pooh menjawab “Musim dingin sebentar lagi tiba, aku belum mempunyai
rumah dan persediaan makanan”. Kerbab berkata “Tidak usah bingung sobat kan ada
aku, kamu bisa tinggal bersama ku dan kita bisa mencari persediaan makanan
bersama untuk musim semi”. Mendengar ajakan kerbab, Pooh sangat senang sekali
dan ia mengucapkan terima kasih kepada Kerbab.
Esok paginya, Pooh dan
Kerbab pergi mencari makanan untuk persediaan di musim semi. Perlahan-lahan
makanan sudah terkumpul banyak. Lalu Kerbab menaruhnya di kantong yang besar.
Setelah selesai mengumpulkan makanannya, Kerbab mengajak Pooh untuk berkunjung
ke rumah temannya.
Tak disangka ternyata rumah
teman Kerbab itu adalah Piglet dan Tiger yang rumahnya adalah tempat yang dulu
yang mau dibuat rumah Pooh. Lalu Pooh dan teman-teman Kerbab saling berkenalan.
Setelah mereka sudah saling kenal Pooh bercerita tentang rumahnya yang tidak
jadi dibangun itu dan mereka saling tertawa dan bercanda bersama.
Ketika musim semi tiba Pooh,
Piglet, Tiger dan Kerbab saling berkumpul dan hampir menghabiskan waktunya
bersama. Saling bercerita, memahami satu sama lain hingga mereka menjadi
sahabat.
Kegiatan sehari-harinya di
musim semi, mereka melakukan aktivitas yang membuahkan karya atau hasil,
misalnya tempat duduk yang terbuat dari pohon. Mereka juga saling berbagi
makanan. Sehingga mereka tidak kehabisan persediaan makanan hingga akhir musim
semi.
Waktu terus berjalan hingga
tidak disadari mereka sudah menjadi sahabat yang sangat erat. Apa-apa yang
dilakukan selalu berempat. Mereka adalah sahabat yang tidak bisa terpisahkan
oleh apapun dan selalu saling berbagi layaknya seperti keluarga sendiri.
Riyandika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar